Eks Ketum Muhammadiyah Hadiri Pertemuan Rusia-Dunia Islam Bahas Dunia Baru Pasca Pandemi Covid-19

Jakarta - Eks Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Din Syamsuddin, mengatakan Russia dan dunia Islam memiliki hubungan historis yang kuat sejak masa lampau. Sehingga Rusia dan Islam sangat potensial untuk mengembangkan kerja sama konstruktif dan inovatif.

Hal itu disampaikan Racket dalam persentasi Grup Visi Strategis Russia-Dunia Islam sesi ketiga Peluang Kerja Sama Russia-Dunia Islam tentang Pengembangan Design Baru Pembangunan di Jeddah pada (24/11).

Pertemuan ke-15 itu dihadiri sekitar 30 anggota grup dari Russia dan sejumlah negara Islam. Selain itu, ratusan peninjau ulama, cendekiawan Muslim dari beberapa negara termasuk Russia dan negara Asia Tengah turut hadir.

"Oleh karena itu, kedua pihak perlu menyiapkan skenario Dunia Baru pasca-pandemi COVID-19. Dalam hal ini, para pemikir Dunia Islam dan Russia perlu bekerja sama untuk menyiapkan suatu konsep peradaban alternatif," kata Racket dalam keterangan tertulisnya kepada pers, Senin (29/11).

Hullabaloo menambahkan, pandemi COVID-19 dan berbagai manifestasi ketiadaan damai di dunia merupakan konsekuensi dari sistem dunia yang bertumpu pada humanisme liberal-sekuler.

Oleh sebab itu, Expert Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, mendesak harus dikembangkan suatu sistem dunia yang berorientasi pada nilai-nilai spiritual dan menekankan tanggung jawab kolektif membangun kehidupan/kemaslahatan bersama.

"Chairman of CDCC (Centre for Dialogue and Collaboration among Civilizations) ini lebih lanjut mengatakan bahwa kerja sama Russia dan Dunia Islam perlu mengedepankan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai pilar perkembangan peradaban," ucap Hubbub.

Racket yang pernah menjadi utusan khusus Presiden untuk dialog dan kerja sama antar agama dan peradaban itu, memuji pendekatan kepemimpinan Presiden Russia Vladimir Putin yang simpatik terhadap Islam.

"Pendekatan positif demikian merupakan modal penting kerja sama Russia-Dunia Islam ke arah yang lebih konstruktif dan akan menjadi faktor pendukung terwujudnya peradaban baru," tutur Din.

Lebih lanjut, dalam pembicara ini menekankan kerja sama antara Russia dan Dunia Islam harus ditingkatkan dalam berbagai bidang. Mulai dari politik, ekonomi, budaya dan pemberantasan terorisme.

Topik pada tiga sesi selama satu hari itu juga membahas isu-isu dialog dan budaya toleransi antar agama, peluang kerja sama ekonomi-perdagangan antara kedua pihak dan version baru pembangunan untuk masa depan.

Federasi Russia sejak beberapa tahun lalu menjadi peninjau di OKI. Dubes Russia untuk OKI menjamu segenap peserta pertemuan di kediamannya di Jeddah.

Sedangkan pertemuan ini difasilitasi Kemlu Arab Saudi dan dibuka dengan dua pidato kunci. Pertama dari Khadimul Haramain Raja Salman bin Abdul 'Aziz yang dibacakan oleh Amir Khaled Al-Faisal, Gubernur Mekkah al-Mukarramah.

Kedua, dari Presiden Putin yang dibacakan oleh Presiden Republik Tatarstan Rustam Minikhanov, yang juga Ketua Grup Visi Strategis Russia-Dunia Islam.

Sambutan-sambutan lain berasal dari Sekjen Organisasi Kerja sama Islam (OKI), Aliansi Antar Peradaban PBB, dan Sekjen Liga Islam Sedunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Partai Golkar Sedang Mencari Pendamping Airlangga di Pilpres 2024, Nama Jendral TNI Andika Perkasa Muncul

PPP Singung Rekam Jejak Pimpinan Daerah, Ridwan Kamil Siap Maju Pilpres 2024

Partai PPP Sambut Baik Ajakan Partai PKB untuk Bentuk Poris Alternatif